My Blog

Menebar Cerita dan Inspirasi

Mengenalmu, Awal Jalanku...

Sebuah kata-kata motivasi luar biasa, yang saya copy paste dari blog ratihparamyta.wordpress.com, yang mencantumkan kutipan dari orang-orang terkenal dunia. Salah satunya adalah  Thomas J.Watson, " Jangan mencari kawan yang membuat Anda merasa nyaman, tetapi carilah kawan yang memaksa Anda terus berkembang  ".

Memang betul apa yang dikatakan oleh Thomas J. Watson tersebut. Alhamdulillah saat ini saya mendapatkan teman yang seperti itu. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari mereka semua. Pelajaran kehidupan yang sangat berharga. Motivasi untuk terus bangkit, maju dan berkarya. Dan saya pun telah memilih jalan yang sesuai dengan Passion saya, dan di dukung oleh teman-teman sejati saya tersebut. 

Sobat, memilih lingkungan pergaulan yang merasa membuatmu terus berkembang adalah langkah awal untuk menuju kesuksesanmu. Jika lingkunganmu, memberikan rasa yang nyaman dan santai saja, maka itulah lah yang akan dapat menjerumuskan kehidupanmu kejurang kemelaratan.

Jadi ingat suatu kisah, ada seorang peramal yang sudah diakui kehebatannya dalam meramal. Suatu hari ada dua orang ibu yang mengendong masing-masing anaknya, dan meminta petunjuk kepada peramal tersebut tentang masa depan anaknya kelak. Ketika si peramal, meramalkan nasib anak dari si Ibu A, sang peramal mengatakan, bahwa anaknya kelak menjadi seorang Kaisar. Wah...begitu gembiranya sang Ibu, mendengar ucapan dari sang peramal. 

Kemudian si Ibu B, juga tak mau kalah meminta petunjuk kepada sang peramal, lalu apa yang terjadi ? Sungguh jauh dari harapan si Ibu B, dia harus menerima pil pahit, bahwa sang Anak akan menjadi seorang pengemis. Begitu muramnya hati sang Ibu. Lalu apa yang terjadi pada masa depan kedua bayi tersebut ?

Ibu A, meyakini secara mendalam tentang kebenaran dari ucapan sang peramal. Berdasarkan demikian, sang Ibu membesarkan anaknya tersebut dengan santai, memberikan semua keinginan dari anaknya tersebut, sehingga sampai besar, sang anak menjadi manja, malas bekerja dan berusaha. Karena Sang Ibu yakin, anaknya akan menjadi Kaisar kelak. Berbagai kehidupan sebagai Kaisar di ajarkan sedari kecil kepada sang anak, sampai dia menjadi besar. Lalu bagaimana dengan Ibu B.

Ibu B, juga meyakini ucapan dari peramal tersebut, setelah pulang dari menemui peramal, sang Ibu tidak tinggal diam, dia mendidik anaknya dengan sungguh-sungguh, disiplin, diberikan pelajaran yang sangat baik, dan ilmu yang mendalam, hingga sang anak tumbuh besar.

Ternyata apa yang terjadi saat kedua anak tersebut tumbuh besar. Hasil ramalan menjadi terbalik, Si A yang digadang-gadang menjadi Kaisar akhirnya menjadi pengemis, lantaran tidak terbiasa bekerja keras dan manja. Sedangkan si B telah tumbuh menjadi seorang yang berpendidikan dan bijaksana, dan dia lah yang ditunjuk menjadi Kaisar.

Sudahkah kita mendapatkan pelajaran yang berharga? ternyata lingkungan yang mendukung untuk kita agar terus tumbuh dan berkembang menjadi hal yang penting. Maka, pandai dan berpandai-pandailah.

Artikel lainnya :


Saatnya Main Saham

Semenjak masih di kampus dahulu, keinginan untuk bermain saham sudah ada. Namun, bagaimana sistemnya dan prosedurnya saya waktu itu masih belum memahaminya, maklum tidak ada background ekonomi. Sekarang sudah bekerja di bank, baru lah keinginan tersebut di wujudkan. Semenjak awal bekerja di bank, saya memulainya dengan reksadana, dan mulai di tahun 2013 ini, barulah daftar di broker.

Saya bertipikal seorang yang agresif. Kurang menantang jika hasil yang di dapat sedikit, saya lebih suka dengan return yang tinggi, walau resikonya juga tinggi. 

Sebelum terjun ke saham, jangan salah lho, ilmunya juga harus di ketahui juga. Makanya, sebelum daftar di broker saya sudah menyiapkan sedikit pengetahuan baik itu melalui buku-buku yang saya beli atau pun searching di internet, maupun sharing dengan teman-teman yang sudah berpengalaman di saham.

Stok dana menganggur juga sudah disiapkan, walau pun tidak gede. Kepala PIPM Padang Reza Shadat pernah mengatakan kepada saya bahwa, investasi di saham tidak perlu duit yang banyak, mulai Rp. 100.000,- pun juga sudah bisa, contohnya daftar di broker indopremier dengan produk trading saham onlinenya IPOT.

Mumpung usia masih muda, semenjak sekarang kita harus menanamkan investasi untuk masa mendatang. Sekiranya saja semenjak awal kuliah dulu saya ikut investasi di saham, alangkah menyenangkannya untuk saat ini, sudah beberapa tahun investasi pastinya hasilnya sudah gede. 

Kita kalah dari Warrent Buffet yang sudah memulai investasi sejak umur 11 tahun....Saya baru memulai dari umur 25 tahun....Wah...telaat. Tapi, gak apa, yang penting sudah mulai, daripada tidak sama sekali. Tidak hanya saya lho, Dua orang rekan saya yang satu divisi dengan saya juga di ajak. Alangkah senangnya mereka ketika saya menjerumuskan mereka ke dunia saham. Bagaimanakah dengan anda sob? mungkin juga sudah dahulu memulai dari saya.

Jangan Asal Aply Kartu Kredit

Tidur siangku terganggung oleh deringan telpon rumah, yang tiada henti-hentinya. Wah, ternyata rumah sedang kosong, hanya aku sendiri yang terlelap tidur, dan keluarga yang lainnya mungkin sedang keluar di saat itu. Seperti biasa dengan logat khas, telepon tersebut aku angkat. Dan... ternyata dari seberang telepon, yaitu kolektor kartu kredit dari salah satu bank BUMN yang mencari diriku.

Dia bertanya tentang seseorang, ternyata dia adalah salah satu temanku yang mungkin sudah setahun aku tidak melihatnya lagi. Dan ternyata temanku tersebut menunggak kartu kredit sudah 7 bulan lamanya....Alamak pikirku. Nah, dari sini penyesalanku bermula. Gara-gara memberikan nomor telepon rumah kepada kawan untuk pengajuan kartu kreditnya, telepon rumahku jadi terasa terteror kolektor...

Masih ingat dalam ingatanku saat sang kawan ini mengajukan kartu kredit tersebut. sudah ku ingatkan, tahu tidak cara pemakaian kartu kredit, fungsinya apa, hak dan kewajiban yang harus kita tunaikan. Resiko yang harus di hadapi jika macet...bla..bla..bla. Dia jawab, aku tahu tenang aja, ini demi bisnis ku sob, yang butuh putaran modal. Terakhir masih ingat ku bilang pada teman tersebut, hati-hati...jika macet nama baik menjadi taruhannya....

Akhirnya ketakutannya terbukti, tiga bulan yang lalu. Pertama kali aku dihubungi oleh bank yang bersangkutan, memberitahukan bahwa temanku ini udah telat bayar kartu kredit, dan bank tersebut memintaku untuk mengingatkannya. Setelah aku ditelepon, tanpa menunggu, ku telepon sang teman tersebut.

Pertama ku telepon dia tidak angkat, ku telepon selanjutnya, dia pura-pura menjadi orang tuanya, padahal aku tahu betul ciri khas suaranya. Akhirnya karena kesal banget, aku bombardir dia dengan sms...mulai dari jangan pura-pura, aku tahu kamu yang jawab tadi, sms kedua dahulu sudah kuingatkan jangan sampai ada tunggakan dengan kartu kredit, ketiga bayar sebisa kamu, minimum payment, jangan sampai tidak bayar sama sekali.

Keempat, kalau memang tidak sanggup bayar datang saja langsung ke bank yang bersangkutan dan minta penangguhan pembayaran dan sebutkan penyebabnya yang logis, tunjukkan iktikad baik kita untuk menyelesaikan tunggakan pembayaran. Kelima, kuingatkan lagi, bahwa apa bahaya kedepan jika dia tidak tunjukkan iktikad baiknya.

Setelah itu sms ku dibalas, maaf...gini...gini....lalu akhirnya OK sob akan aku turuti saran-saranmu. Semenjak itu aku merasa tidak ada lagi bank yang bersngkutan menelponku. Barulah tadi, aku terhentak, sudah empat bulan semenjak terkhir aku smsan dengan teman tersebut, hutangnya juga belum lunas-lunas. Semua contact perseonnyapun aku dan pihak bank hubungi gak nyambung-nyambung. Akhirnya aku mengaku saja pada bank, bahwa aku bukan saudara sepupunya, dia hanya mengemis-ngemis numpang nomor telp rumahku untuk aply kartu kredit. Aku menyesal, habisnya dia direktur di tempatku bekerja tersebut, terpaksa aku lakukan. Sebagai iktikad baik dariku, kuberikan semua informasi yang aku ketahui tentang dia, ke pihak bank.

Ini pelajaran bagiku, tidak boleh lagi teman menumpang aply kartu kredit dengan mencantumkan nomor HP atau telp rumahku. Jika ada saudara atau family harus aku upayakan secara halus menolak, atau mungkin lihat orangnya dulu apa pantas atau tidak memegang kartu kredit.

Kepada pembaca setia "MY Blog", jika kita tidak mengerti cara penggunaan kartu kredit saran saya jangan di Aply. Jika kita mengerti cara pemakaian dan segala kewajiban kita terhadap pihak bank, silahkan di aply, tapi ingat kewajiban yang setia menanti di belakang kita yang harus kita selesaikan. Nama baik kita di mata seluruh bank dan lembaga keuangan dipertaruhkan di sini, jangan harap ke depan jika kita sudah masuk black list BI dapat lagi meminjam ke bank atau mengkredit kendaraan atau rumah sekalipun.


Sponsor My blogwww.riky8022.berkahherbal.com

Mengubah Cara Berfikir dengan Menulis

Mengubah Cara Berfikir, merupakan salah satu poin penting yang saya ambil setelah saya membaca buku The Miracle of Wiriting, karya M. Iqbal Damawi dari penerbit Leutika.

Di dalam buku tersebut disebutkan bahwa terapi dengan menulis untuk mencurahkan rasa ketakutan mendalam tentang penyakit, ternyata bagus bagi penderita kanker. Dari sebuah studi di Amerika serikat menemukan cara menulis ekspresif ini dapat memperbaiki kualitas hidup mereka.

Menurut Jurnal Oncologis, separuh pasien yang menerapkan cara terapi ini dapat mengubah cara berfikir mereka tentang penyakit yang dideritanya. Bahkan, cara ini baik untuk penderita yang masih muda dan baru didiagnosa mengidap kanker.

Nancy Morgan, seorang penulis klinis, mengembangkan cara ini sebagai program kesenian dan kemanusiaan di Lombardi Center. Terapi ini setidaknya memerlukan waktu 20 menit, dengan memberikan pertanyaan kepada pasien, contohnya penderita leukimia dan limforma. Mereka ditanyai bagaimana kanker mengubah mereka dan bagaimana perasaan mereka dengan perubahan itu.

Antara Bisnis dan Kerabat

Pernah dahulu saya membaca sebuah kisah tentang bisnis yang di jalankan oleh orang China. Salah satu prinsip yang diterapkan adalah terlebih dahulu membeli barang yang dijual oleh kerabatnya sendiri. JIka si A menjual produk harian misalnya, dan kerabatnya si B menjual makanan. JIka si A butuh makanan, maka ke tempat si B menjadi priosritasnya. Si B pun jika butuh produk harian, maka toko A menjadi sasaran awal kakinya melangkah. Tentunya, produk dan pelayanan yang masing-masing ditawarkan adalah yang terbaik dan tidak mengecewakan.

Lain halnya yang saya alami, kebanyakan saya sangat kecewa dengan kerabat atau teman yang pernah saya membeli produk darinya. Bermaksud membantu teman untuk bisnisnya maju, tetapi produk dan pelayanannya sangat buruk. Begitu juga dengan orang tua saya, sering "kena" dengan teman dan kerabatnya. Lain halnya dengan toko yang dimiliki kakak Ayah, setiap kami butuh barang harian, ke sana tempat kami membeli walaupun harus lebih jauh. Produknya juga tidak mengecewakan harga juga bisa lebih rendah, walaupun tidak harga pokok. Bisnis...bisnis...keluarga...keluarga.

Bagaimana kita mau maju, kita punya banyak kerabat dan relasi, namun untuk masalah kepercayaan saja masih susah. Harusnya kita juga memberikan produk dan pelayanan yang terbaik. Keluarga dan teman merupakan corong untuk promosi dengan biaya rendah atau bahkan gratis. Jika mereka sudah kecewa tentunya, hilanglah kesempatan kita untuk mendapatkan pelanggan dan sarana promosi gratis.

Jika anda jadi saya, apa yang anda lakukan ?

Pilihan Jitu, Saat Sekarang

Masih ingat di dalam ingatan, suatu ketika saya bersama 3 rekan saya di saat itu sedang membaca surat kontrak dari sebuah perusahaan. Sambil membaca dan berbincang-bincang, datanglah diretur perusahaan tersebut dan bertanya kepada kami, tentang apa yang sedang kami baca dan di diskusikan, lantas salah satu rekan saya menjawab, "Surat Kontrak Kerja sebagai karyawan Funding di bank Mandiri".
Sambil mengangguk, direktur tersebut mendekati tempat duduk kami, sambil mendehem dan mengambil posisi untuk berbicara kepada kami berempat. Funding Officer tersebut merupakan posisi dibagian marketing, marketing itu enak lho...berapa pendapatan kita, kita yang menentukan, kenalan kita banyak, kita lebih hebat dari pada orang kantoran.
Lanjut direktur tersebut, sambil membetulkan posisi berdirinya. Sebelum menjadi saat sekarang ini saya dulu juga di bagian marketing, banyak produk yang pernah saya jual. Semenjak kenalan saya sudah banyak, sedikit demi sedikit setelah saya dapat membaca peluang, relasi yang sudah saya bangun sejak awal di bagian marketing saya temui dan menawarkan kerjasama di bidang SDM ini, dan akhirnya beberapa tahun berjalan meskipun tidak mulus, berdirilah dengan megah perusahaan ini dan Bank terbesar di Indonesia pun bersedia bekerjasama dengan perusahaan kami ini.

Cobalah dahulu bagian marketing ini, anda masih muda, relasi masih banyak yang akan di bangun, carilah pengalaman yang banyak dahulu, dan jangan berharap selamanya menjadi pegawai. Ingat, calon pemimpin itu banyak berasal dari marketing. Coba anda lihat karyawan saya disana, beliau menunjuk karyawan-karyawannya yang lagi bekerja. Anda bayangkan, uang yang mereka dapat jelas besarnya berapa, dan ketika dia butuh uang yang banyak untuk pendidikan anak atau berobat misalnya, yang bisa mereka dapatkan ya hanya dari gaji tok dan asuransi dari perusahaan, tidak ada lebih dari itu. Lanjut beliau, memang anda di gaji kecil, namun bonus kalian yang mengalahkan gaji di costumer service. Marketing itu bukan hanya mencari gaji, tapi bonus yang melimpah.

Sejak saat itu, saya berketetapan hati untuk menerima kerja sebagai marketing perbankan tersebut. Hingga saat ini, saya menikmati sebagai marketing. Di dunia marketing ini, saya mendapatkan semuanya, mencoba semua yang belum di coba oleh karyawan di ruangan. Serasa dunia terbuka lebar di depan mata. Banyak bonus dan cekeran yang bisa saya garap. Alhamdulillah...

Hari ini, saya masih melihat betapa banyak orang berdiri menatap papan informasi di depan kantor pos. Dari puluhan bahkan ribuan informasi yang terpampang, saya yakin pandangan mereka akan tertuju pada pekerjaan yang nyaman-nyaman saja. Dengan semua mata tertuju ke sana, otomatis peluang sukses di terima akan kecil. Sedangkan info pekerjaan sebagai marketing, kebanyakan mungkin terlewat.

Satu hal juga yang saya sadari, bahwa jika kita cari kerja, maka kerja itu sangatlah banyak, saking banyaknya mungkin tidak ada yang nganggur di dunia ini. Seperti itu juga, jika kita mencari uang, maka banyak saat ini uang bertebaran hanya saja, mata kita tidak terbuka untuk itu, fikiran kita sempit.

Anda masih nganggur ? Mungkin marketing solusi jitu saat ini...

Hari ini juga, saya ketemu dengan seseorang yang mencoba untuk aktif kembali sebagai agen asuransi. Di saat bertanya, apa aktifitas sekarang, dan beliau pun menjawab belum ada. Padahal, di saat dahulu ada yang mengajaknya bergabung sebagai agen asuransi, beliau tidak mencoba untuk maksimal di sana, padahal jika kita berfikiran sehat, aktif saja di sana sebagai agen, maka dia mendapatkan pekerjaan dan dia pun pasti akan mendapatkan uang. Toh sebagai agen tidak membutuhkan spesifikasi min S 1 kan? yang terpenting mengetahui tentang asuransi dan bisa menjual. Saya barusan mendapatkan info bahwa ada seorang agen sebuah asuransi, untuk membuatkan sebuah ilustrasi saja masih minta tolong kepada leadernya, akan tetapi penjualannya bisa mencapai 50 juta rupiah premi setiap bulannya, walau baru bergabung baru 1 bulan. Luaaarrr biasa.

Ada juga berprofesi sebagai marketing obat herbal, seperti k-link. Tukang penjual ikan di pasar pun juga sudah berpenghasilan besar saat ini. Beliau tidak berijazah S 1, tidak di terima sebagai karyawan, akan tetapi beliau punya pekerjaan dan penghasilan.

Sekarang Anda masih betah berstatus masih belum punya pekerjaan, apalagi penghasilan ? tentu tidak bukan ? mungkin posisi sebagai marketing layak anda jajal. Bisa menjualkan produk sendiri, atau produk orang lain seperti k-link, berkahherbal, alamatemail.net, cpnsonline, dll.