Menebar Cerita dan Inspirasi

Jangan Asal Aply Kartu Kredit

Share on :
Tidur siangku terganggung oleh deringan telpon rumah, yang tiada henti-hentinya. Wah, ternyata rumah sedang kosong, hanya aku sendiri yang terlelap tidur, dan keluarga yang lainnya mungkin sedang keluar di saat itu. Seperti biasa dengan logat khas, telepon tersebut aku angkat. Dan... ternyata dari seberang telepon, yaitu kolektor kartu kredit dari salah satu bank BUMN yang mencari diriku.

Dia bertanya tentang seseorang, ternyata dia adalah salah satu temanku yang mungkin sudah setahun aku tidak melihatnya lagi. Dan ternyata temanku tersebut menunggak kartu kredit sudah 7 bulan lamanya....Alamak pikirku. Nah, dari sini penyesalanku bermula. Gara-gara memberikan nomor telepon rumah kepada kawan untuk pengajuan kartu kreditnya, telepon rumahku jadi terasa terteror kolektor...

Masih ingat dalam ingatanku saat sang kawan ini mengajukan kartu kredit tersebut. sudah ku ingatkan, tahu tidak cara pemakaian kartu kredit, fungsinya apa, hak dan kewajiban yang harus kita tunaikan. Resiko yang harus di hadapi jika macet...bla..bla..bla. Dia jawab, aku tahu tenang aja, ini demi bisnis ku sob, yang butuh putaran modal. Terakhir masih ingat ku bilang pada teman tersebut, hati-hati...jika macet nama baik menjadi taruhannya....

Akhirnya ketakutannya terbukti, tiga bulan yang lalu. Pertama kali aku dihubungi oleh bank yang bersangkutan, memberitahukan bahwa temanku ini udah telat bayar kartu kredit, dan bank tersebut memintaku untuk mengingatkannya. Setelah aku ditelepon, tanpa menunggu, ku telepon sang teman tersebut.

Pertama ku telepon dia tidak angkat, ku telepon selanjutnya, dia pura-pura menjadi orang tuanya, padahal aku tahu betul ciri khas suaranya. Akhirnya karena kesal banget, aku bombardir dia dengan sms...mulai dari jangan pura-pura, aku tahu kamu yang jawab tadi, sms kedua dahulu sudah kuingatkan jangan sampai ada tunggakan dengan kartu kredit, ketiga bayar sebisa kamu, minimum payment, jangan sampai tidak bayar sama sekali.

Keempat, kalau memang tidak sanggup bayar datang saja langsung ke bank yang bersangkutan dan minta penangguhan pembayaran dan sebutkan penyebabnya yang logis, tunjukkan iktikad baik kita untuk menyelesaikan tunggakan pembayaran. Kelima, kuingatkan lagi, bahwa apa bahaya kedepan jika dia tidak tunjukkan iktikad baiknya.

Setelah itu sms ku dibalas, maaf...gini...gini....lalu akhirnya OK sob akan aku turuti saran-saranmu. Semenjak itu aku merasa tidak ada lagi bank yang bersngkutan menelponku. Barulah tadi, aku terhentak, sudah empat bulan semenjak terkhir aku smsan dengan teman tersebut, hutangnya juga belum lunas-lunas. Semua contact perseonnyapun aku dan pihak bank hubungi gak nyambung-nyambung. Akhirnya aku mengaku saja pada bank, bahwa aku bukan saudara sepupunya, dia hanya mengemis-ngemis numpang nomor telp rumahku untuk aply kartu kredit. Aku menyesal, habisnya dia direktur di tempatku bekerja tersebut, terpaksa aku lakukan. Sebagai iktikad baik dariku, kuberikan semua informasi yang aku ketahui tentang dia, ke pihak bank.

Ini pelajaran bagiku, tidak boleh lagi teman menumpang aply kartu kredit dengan mencantumkan nomor HP atau telp rumahku. Jika ada saudara atau family harus aku upayakan secara halus menolak, atau mungkin lihat orangnya dulu apa pantas atau tidak memegang kartu kredit.

Kepada pembaca setia "MY Blog", jika kita tidak mengerti cara penggunaan kartu kredit saran saya jangan di Aply. Jika kita mengerti cara pemakaian dan segala kewajiban kita terhadap pihak bank, silahkan di aply, tapi ingat kewajiban yang setia menanti di belakang kita yang harus kita selesaikan. Nama baik kita di mata seluruh bank dan lembaga keuangan dipertaruhkan di sini, jangan harap ke depan jika kita sudah masuk black list BI dapat lagi meminjam ke bank atau mengkredit kendaraan atau rumah sekalipun.


Sponsor My blogwww.riky8022.berkahherbal.com

0 komentar on Jangan Asal Aply Kartu Kredit :

Post a Comment and Don't Spam!

Saya sangat mengharapkan masukan dari sahabat sekalian,
Terima kasih sebelumnya...